Komisi IV Apresiasi Pemkab Gunungkidul Tanggapi Antraks

02-02-2020 / KOMISI IV
Ketua Komisi IV DPR RI Sudin saat mengikuti kunjungan kerja spesifik Komisi IV DPR RI ke Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (D.I.Y), Jumat (31/1/2020). Foto : Tiara/Man

 

Ketua Komisi IV DPR RI Sudin mengapresiasi langkah dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul dalam menangani wabah penyakit Antraks di Kabupaten Gunungkidul. Kini dirinya fokus kepada langkah pencegahan dan meminta kepada Kementerian Pertanian (Kementan) untuk segera menambah bantuan berupa obat-obatan dan tindakan pencegahan.

 

“Tadi saya minta kepada Kepala Badan Karantina Pertanian Kementan untuk memikirkan langkah pencegahan dan dampak sosialnya. Misalnya berupa pemberian sapi indukan kepada masyarakat yang ternaknya positif terjangkit Antraks,” jelas Sudin usai mengikuti kunjungan kerja spesifik Komisi IV DPR RI ke Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (D.I.Y), Jumat (31/1/2020).

 

Menurut politisi fraksi PDI Perjuangan dengan adanya pemberian ganti rugi hewan ternak, nantinya masyarakat akan lebih aktif melaporkan. Melalui jaminan dari pemerintah berupa penggantian otomatis apabila ternak mati karena antraks, masyarakat nantinya tidak akan merasa mengalami kerugian.

 

“Jangan sampai masyarakat nantinya berbohong, sapi yang sudah mati dan terindikasi Antraks kemudian dipotong dan dagingnya diberikan kepada masyarakat karena mereka tidak mau mengalami kerugian yang besar. Hal ini tentu sangat berbahaya karena penularan penyakit Antraks adalah melalui hewan kepada manusia,” ungkap Sudin.

 

Melalui kejadian tersebut lebih lanjut dirinya berpendapat akan memunculkan kekhawatiran masyarakat setempat untuk mengkonsumsi daging karena takut tertular penyakit. Hal ini tentu akan berdampak secara ekonomi terhadap para penjual ternak di Kabupaten Gunungkidul.

 

“Yang paling utama adalah langkah-langkah pencegahan, harus ada komunikasi yang baik antara pemerintah kabupaten, provinsi, dan pusat. Ini harus mendapat perhatian dan penanganan yang tepat agar penyakit antraks tidak semakin tersebar dan menyerang manusia, dan dapat menimbulkan kerugian yang lebih besar lagi,” imbuh politisi dapil Lampung I ini.

 

Senada dengan Sudin, Anggota Komisi IV DPR RI Bambang Purwanto memandang penyakit Antraks merupakan sebuah penyakit yang cukup ditakuti oleh para penjual atau pemilik hewan ternak. Karena apabila tidak ditangani secara serius akan menyebabkan kematian pada hewan ternak yang terjangkit penyakit antraks tersebut.

 

“Memang sudah ada langkah-langkah penanganan yang dilakukan oleh Pemkab Gunungkidul. Saran saya mestinya ada suatu dinas tersendiri yang fokus untuk menangani ternak khususnya di Gunungkidul ini. Mengingat hewan ternak merupakan sebuah aset berharga bagi masyarakat yang tinggal di Kabupaten Gunungkidul,” ujarnya.

 

Oleh karena itu politisi Fraksi Partai Demokrat ini berharap kepada Kementan untuk memberikan perhatian lebih misalnya dalam hal pemberian penyuluhan secara detil, agar masyarakat menjadi lebih mengerti terhadap penyakit Antraks. “Semangat masyarakat Kabupaten Gunungkidul untuk pelihara ternak cukup besar, sehingga penting untuk diadakannya pembinaan kepada masyarakat,” ucap Bambang.

 

Sebelumnya Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Gunungkidul Bambang Wisnu Broto dalam laporannya menyebutkan peyakit Antraks pertama kali ditemukan positif pada enam ekor ternak pada tanggal 26 Desember 2019 di wilayah Dusun Ngrejek Wetan, Desa Gombang, Kecamatan Ponjong.

 

“Kegiatan yang sudah dilaksanakan antara lain adalah pengambilan sampel berupa, darah ternak mati, lokasi kematian sapi, ladang terduga tercemar dan pasar hewan. Untuk selanjutnya dilakukan penanganan sesuai SOP penanganan Antraks, yakni sisa pakan dan kotoran ditimbun serta lokasi disiram dengan desinfektan formalin di lokasi kematian ternak,” paparnya.

 

Sementara injeksi antibiotik dan pemberian vitamin dilakukan di sejumlah dusun yakni Desa Gombang, Desa Dadapayu, Desa Gombang, Desa Pucanganom dan Desa Dadapayu. Injeksi antibiotik diberikan terhadap 2695 ekor sapi dan 6295 ekor kambing. (tra/es)

BERITA TERKAIT
Daniel Johan Usul Pemerintah revisi PP yang Beratkan Ekosistem IHT
20-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan mengusulkan pemerintah segera merevisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28/2024, khususnya...
Johan Rosihan Harap RAPBN 2026 Cerminkan Komitmen Pemerintah Soal Kedaulatan Pangan
20-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta — Anggota Komisi IV DPR RI Johan Rosihan meminta komitmen Pemerintah terhadap kedaulatan pangan agar benar-benar tercermin dalam...
Stok Beras Melimpah tapi Harga Tetap Mahal, Daniel Johan: Sangat Ironi!
15-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Belum lama ini Ombudsman RI yang mengungkap temuan adanya tumpukan beras impor tahun 2024 lalu yang sebagian...
Komisi IV Dorong Peningkatan Fasilitas dan Infrastruktur di PPI Tanjung Limau Bontang
13-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Komisi IV DPR RI mendorong peningkatan fasilitas dan infrastruktur di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tanjung Limau, Kota...